Thursday, February 16, 2012

SYUKUR DAN KUFUR NI’MAT: KISAH SI KUSTA, SI BOTAK, DAN SI BUTA.

UNTUK RENUNGAN BERSAMA

DARI Abu Hurairah r.a. bahawa dia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, “Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil, iaitu: seorang penderita sakit kusta, seorang berkepala botak, dan seorang buta. Allah ingin menguji mereka bertiga, maka diutuslah kepada mereka seorang Malaikat. Pertamanya datanglah Malaikat itu kepada si penderita sakit kusta dan bertanya kepadanya, “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?’ Ia menjawab, “Rupa yang elok, kulit yang indah, dan apa yang telah menjijikkan orang-orang ini hilang dari tubuhku.” Maka diusap-usapnya kulit penderita sakit kusta itu dan hilanglah penyakit yang dideritanya, serta diberilah ia rupa yang elok dan kulit yang indah.
Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, “Lalu kekayaan apa yang paling kamu senangi?” Jawabnya, “Unta atau sapi.” Maka diberilah ia seekor unta yang bunting dan didoakan, “Semoga Allah melimpahkan berkah~Nya kepadamu dengan unta ini.”
Kemudian Malaikat itu mendatangi orang berkepala botak dan bertanya kepadanya, “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?” Ia menjawab, “Rambut yang indah yang hilang dari kepalaku apa yang telah menjijikkan orang-orang.” Saat Malaikat itu mengusap kepala orang yang botak itu, maka hilanglah penyakitnya serta tumbuhlah rambut yang indah. Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, “Kekayaan apa yang paling kamu senangi?” Jawabnya, “Sapi atau unta.” Maka diberilah ia seekor sapi bunting dan didoakan, “Semoga Allah melimpahkan berkah~Nya kepadamu dengan sapi ini.”
Selanjutnya Malaikat tadi mendatangi si buta dan bertanya kepadanya, “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?” Ia menjawab, “Semoga Allah berkenan mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat.’ Maka diusap-usapnya wajah orang buta itu, dan ketika itu dikembalikan oleh Allah penglihatannya. Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, “Lalu, kekayaan apa yang paling kamu senangi?” Jawabnya, “Kambing.” Maka diberilah seekor kambing bunting kepadanya.
Waktu berselang, maka berkembang biaklah unta, sapi dan kambing tersebut, sehingga orang pertama mempunyai selembah unta, orang kedua mempunyai selembah sapi, dan orang ketiga mempunyai selembah kambing.
Dengan perintah Allah datanglah Malaikat itu lagi kepada orang yang sebelumnya menderita sakit kusta dengan menyerupai dirinya dan berkata, “Aku ini seorang miskin, telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rezeki) dalam perjalananku, sehingga aku tidak akan dapat meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolongan kamu. Demi Allah yang telah memberi kamu rupa yang elok, kulit yang indah, dan kekayaan ini, aku meminta kepada kamu seekor unta saja untuk bekal melanjutkan perjalananku.” Tetapi dijawab, “Hak-hak (tanggunganku) banyak.”
Malaikat yang menyerupai orang penderita sakit kusta itu pun berkata kepadanya, “Sepertinya aku mengenal kamu. Bukankah kamu ini yang dulu menderita sakit kusta, orang-orang jijik kepada kamu, lagi pula orang melarat, lalu Allah memberi kamu kekayaan?’ Dia malah menjawab, “Sungguh, harta kekayaan ini hanyalah aku warisi turun-temurun dari nenek moyangku yang mulia lagi terhormat.” Maka Malaikat itu berkata kepadanya, “Jika kamu berkata dusta, nescaya Allah akan mengembalikan kamu kepada keadaan kamu dahulu.” Setelah malaikat meninggalkannya, maka dengan serta merta Allah mengembalikan penyakitnya dulu semula dan segala kekayaannya lenyap.
Kemudian Malaikat tersebut mendatangi pula orang yang sebelumnya botak dengan menyerupai dirinya berkepala botak, dan berkata kepadanya seperti yang dia katakan kepada orang yang pernah menderita sakit kusta. Namun ia ditolaknya sebagaimana telah ditolak oleh orang pertama itu. Maka berkatalah Malaikat yang menyerupai dirinya itu kepadanya, “Jika kamu berkata dusta, nescaya Allah akan mengembalikan kamu kepada keadaan seperti dahulu.” Bila Malaikat itu beredar, demikianlah juga Allah mengembalikan keadaan orang itu seperti dulu berkepala botak dan miskin.
Akhirnya, Malaikat tadi mendatangi pula orang yang sebelumnya buta dengan menyerupai dirinya pula, dan berkatalah kepadanya, “Aku adalah seorang miskin, kehabisan bekal dalam perjalanan dan telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rezeki) dalam perjalananku ini, sehingga aku tidak akan dapat lagi meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolongan kamu. Demi Allah yang telah mengembalikan penglihatan kamu, aku meminta seekor kambing saja untuk bekal melanjutkan perjalananku.”
Orang itu menjawab, “Sungguh, dahulu aku buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Maka, ambillah apa yang kamu suka dan tinggalkan apa yang kamu tidak suka. Demi Allah, sekarang ini aku tidak akan mempersulit kamu dengan memintamu mengembalikan sesuatu yang telah kamu ambil kerana Allah.” Malaikat yang menyerupai orang buta itupun berkata, “Peganglah kekayaan kamu, kerana sesungguhnya kalian ini hanyalah diuji oleh Allah. Allah telah redha kepada kamu, dan murka kepada kedua teman kamu.”
Hikmah: Tiga orang dalam hadith di atas mewakili dua contoh yang berbeza, seorang sebagai contoh orang yang bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah dan dua orang yang kufur akan nikmat~Nya. Dengan syukur, nikmat akan terjaga dan jika kufur maka nikmat akan lenyap dan terangkat.

Sumber: Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Ahadisil Anbiya’, bab hadis tentang orang berpenyakit kusta, orang buta dan orang botak Bani Israil (6/500 no. 3464). Dan Bukhari menyebutkannya secara ringkas sebagai penguat dalam Kitabul Iman wan Nudzur, (11/540), no. 6653. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dalam Kitabuz Zuhd war Raqaiq, (4/2275), no. 2964. Hadis ini dalam Syarah Shahih Muslim An-Nawawi, 18/398.

No comments: